Tiga Pertanyaan Bagi Syuhada-Islam

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Seorang syuhada akan memperoleh tujuh kehormatan dari Allah subhanahu wa ta’ala: ia akan dimaafkan sejak tetesan pertama darahnya; kepadanya akan diperlihatkan tempatnya di surga; ia akan dilindungi dari adzab kubur; ia akan dibebaskan dari adzab hari kiamat; di atas kepalanya akan ditaruh mahkota keagungan dengan batu mulia yang lebih baik daripada dunia dan segala isinya; ia akan dinikahkan dengan 72 bidadari surga; dan ia akan diizinkan untuk memberikan pertolongan (syafaat) kepada 72 orang kerabatnya." (Misykat al-Masabih, III, hlm. 357, no.3834).

 

Seorang pengunjung situs kami dengan nama Khadijah memberi komentar berisi 3 pertanyaan ‘menggelitik’ yang kami pandang sebagai pertanyaan yang patut direnungkan dan dijawab oleh setiap Muslim, khususnya mereka yang ingin mati syahid (menjadi syuhada).

Pertanyaannya adalah sbb:

(1) Jikalau Allah sampai menyambut mereka sebagai syuhada dengan kehormatan yang luar biasa disurga-Nya, bagaimanakah Allah harus menangani protes para korban yang mereka bunuh ketika kedua pihak ini saling bertemu disorga? Jangan lupa, korban sampingan yang tidak berdosa, dan yang mati ditikam atau ditimpa reruntuhan — juga dianggap syuhada Islam. Dapatkah Anda jelaskan sorga macam apa yang menyamakan si terbunuh dengan si pembunuh yang tidak bertanggung jawab atas kehidupan lalu membinasakan orang-orang tak bersalah dengan kebenciannya?

(2) Dilain pihak, Muslimah (yang tidak mati-rasa) akan mempertanyakan mengapa Allah tidak menjanjikan hadiah eksplisit bagi “syuhada perempuan”? Kenapa Ia sengaja diskriminatif mengosongkan hadiah khusus kepada wanita? Apa perempuan hanya mendapat separuh kenikmatan dari apa yang diberikan kepada syuhada lelaki, sebagaimana hukum waris Islam? Apakah “kosong hadiah” ini ada hubungannya dengan “kodratnya” wanita Muslim dalam jajaran “binatang” yang justru bisa memutuskan shalat suci seorang lelaki: “Shalat itu terputus oleh wanita, keledai dan anjing.” (HSB I/ 490, Shahih Muslim, hadis no.266). Maksudnya, jika anjing, keledai, dan perempuan melintas di depan seseorang yang sedang bersembahyang sehingga menghalanginya dari kiblat, maka batallah sembahyangnya!
For this mention, Aisha, Prophet’s wife, said, “You have made us (i.e. women) dogs”. Jelas “kodrat” ini diskriminatif dunia sampai akhirat!….

(3) Dan kenapa suatu kepahlawanan tertinggi dari kesyuhada-an teroris ini kok harus dilakukan dengan sembunyi-sembunyi bergerak dibawah tanah, dan membunuh orang secara pengecut? Identitas dari yang mati syahid justru dirahasiakan dan bukannya dirayakan? Adakah kebenaran Allah yang begitu heroik itu harus dilakukan sembunyi-sembunyi dengan membokong dari belakang? PAHLAWAN ALLAH? Itu sungguh sebuah kesyuhadaan yang memalukan Allahu Akbar!!

Ada yang mau menjawab?

Artikel ini dipetik dari www.buktidansaksi.com